Wednesday, January 10, 2007

Video Baru Saddam Muncul Lagi

BAGHDAD, SELASA - Rekaman video dari telepon genggam mengenai mendiang Saddam Hussein kembali muncul di internet, Selasa (9/1). Namun kali ini rekaman video itu menunjukkan kondisi Saddam setelah dihukum gantung. Munculnya rekaman video yang baru ini akan kembali memicu ketegangan antara Syiah dan Sunni.

Dalam rekaman video itu tampak kepala Saddam terpelintir ke satu arah. Di bagian leher tampak ada luka terbuka yang masih berdarah. Rekaman sepanjang 27 detik itu jelas diambil menggunakan telepon genggam karena kualitas gambar yang patah-patah dan tak terlalu jelas dengan warna gelap keabu-abuan. Dalam rekaman itu pula tampak tubuh Saddam yang sedang terbaring di atas tempat tidur di rumah sakit.

Gambar pertama yang muncul di rekaman itu adalah tubuh Saddam yang sudah terbujur kaku di atas ranjang dan ditutupi dengan kain putih. Kemudian kamera itu mengarah ke kepala Saddam yang terkulai ke kanan. Luka berdarah tadi tampak ada di leher sebelah kiri. Percikan darah juga tampak di pipi kiri. Dalam rekaman video itu terdengar suara perekam yang berbisik-bisik. "Cepat, cepat. Saya akan hitung dari satu sampai empat". Lalu terdengar suara orang lain. "Abu Ali, kamu urus ini ya".

Rekaman yang baru ini menjadi video keempat yang muncul setelah Saddam dieksekusi mati 30 Desember 2006 lalu. Muncul kekhawatiran rekaman video baru ini akan memicu kembali kemarahan komunitas Sunni yang sebelumnya juga telah marah dengan eksekusi Saddam. Rekaman video sebelumnya yang juga memakai telepon genggam telah merekam proses eksekusi dari awal hingga akhir selama kurang lebih lima menit.

Semua rekaman video amatir dengan telepon genggam dilakukan dengan diam-diam. Kini pemerintah telah menahan dua perekam yang ternyata adalah penjaga Saddam yang ikut berada di dalam ruangan eksekusi. Rekaman itu telah mengganggu hubungan Syiah-Sunni. Meski dianggap sebagai penjahat perang, para pemimpin dunia mengatakan justru dengan adanya rekaman ini Saddam tampak menjadi pahlawan.

Irak dukung AS

Pemerintah Irak menyebutkan akan menerima rencana Presiden AS George W Bush yang akan menambah jumlah pasukan keamanan AS di Baghdad. Juru bicara pemerintah Irak, Ali al-Dabbagh, menyebutkan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki menyambut baik strategi baru Bush tentang Irak. "Pemerintah Irak tidak menolak penambahan jumlah pasukan. Kami justru mendukung hal ini," ujarnya.

Bush memutuskan akan segera mengirim sedikitnya 20.000 tentara tambahan ke Irak. Rencana ini akan diumumkan oleh Bush, Kamis (11/1) pukul 09.00 WIB. Dalam pertemuan Bush dengan senator di Gedung Putih, Gordon Smith dari Partai Republik menyatakan Bush mengaku rencana untuk menambah pasukan telah dibicarakan sebelumnya dengan pemerintahan PM Maliki. Bahkan PM Maliki telah berkomitmen pemerintah Irak dan militer akan lebih memperketat pengamanan bersama dengan pasukan keamanan AS.

Sesuai dengan janjinya untuk segera menangani meningkatnya gejolak kekerasan sektarian, PM Maliki telah mengumumkan rencana keamanan besar-besaran di Baghdad. PM Maliki berjanji untuk menumpas gejolak kekerasan di berbagai daerah. "Kami harap tidak akan ada kesalahan karena kesalahan sedikit pun akan membawa bencana. Kami tidak dapat menerima kegagalan," ujarnya.

Pengungsi

Badan di PBB yang menangani pengungsian (UNHCR) telah meminta dana sebesar 60 juta dollar AS untuk bantuan darurat untuk warga Irak yang terpaksa mengungsi karena gejolak kekerasan yang terus meningkat. Satu dari delapan warga Irak telah mengungsi dengan rata-rata setiap bulan ada 50.000 orang yang mengungsi. UNCHR menyebutkan setidaknya sekitar 12 persen warga Irak terpaksa pergi dan meninggalkan rumahnya sejak invasi AS ke Irak tahun 2003 lalu.

BBC News menyebutkan eksodus warga Irak ini jauh melebihi pengungsi Palestina setelah terciptanya Israel tahun 1948 lalu. UNHCR menyebutkan Suriah (satu juta pengungsi), Jordania (700.000), Lebanon (40.000), dan Mesir (20.000-80.000) menjadi negara yang paling banyak menampung pengungsi dari Irak. "Semakin lama konflik ini berlangsung, akan semakin sulit juga bagi jutaan pengungsi," kata Kepala UNHCR, Antonio Guterres.

Guterres juga mengatakan sebagian besar pengungsi dari Irak ini hidup miskin. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup banyak wanita yang terpaksa masuk ke dunia prostitusi. UNHCR juga telah mendesak negara-negara tetangga Irak yang menampung pengungsi untuk tetap membuka perbatasan mereka karena arus gelombang pengungsian diyakini akan tetap terjadi sepanjang konflik atau gejolak kekerasan sektarian di Irak masih terjadi. (REUTERS/AFP/AP/LUK)



Sumber : Kompas

No comments:

 
[Valid RSS] [Valid RSS]